contoh proposal skripsi

Posted on Maret 12, 2010. Filed under: Uncategorized |

PROBLEMATIKA ORANG TUA MENGAJARKAN AKHLAKUL KARIMAH  PADA ANAK CACAT MENTAL DI KELURAHAN KASONGAN LAMA KABUPATEN KATINGAN

Oleh:

HARRY

NIM. 040110622

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI PALANGKA RAYA JURUSAN TARBIYAH PRODI PAI

TAHUN 2009

BAB I

PENDAHULUAN

  1. A. Latar Belakang

Pendidikan dalam lingkungan keluarga merupakan awal dari pendidikan seorang anak untuk mengenal lingkungannya. Di dalam keluargalah seorang anak dibimbing, dibina, dikembangkan dan diajarkan bagaimana bersikap dan bertingkah laku mulia. Kedua orang tua sebagai pengasuh dan pendidik utama di dalam lingkungan keluarga sangat berperan penting supaya anak dapat menjadi generasi yang handal dan berinteraksi dengan baik dengan sesama sebayanya maupun anggota masyarakat. Hal ini akan tercipta apabila orang tua berperan aktif dan bertanggung jawab memberikan pengajaran yang baik supaya perkembangan psikologinya menjadi lebih baik. Hal ini sesuai dengan rumusan UU No. 20 Tahun 2003 pasal 3 tentang Sistem Pendidikan Nasional, yaitu:

Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.[1]

Dari rumusan tujuan diatas, menggambarkan bahwa tujuan dari pendidikan nasional ditujukan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia, melalui pendidikan yang telah dirumusksn diatas baik formal, informal maupun nonformal. Ini dilakukan agar dapat menjadikan generasi penerus yang handal  mempunyai keterampilan, berilmu pengetahuan, dan berakhlak mulia.

Jika berbicara pendidikan dalam keluarga tentu ia tidak akan lepas dari orang tua sebagai seorang pendidik dalam keluarga dan anak sebagai peserta didik, ini karena orang tualah yang menjadi mediator dan penggerak anak untuk mendapatkan pendidikan lebih awal sebelum masuk ke lembaga pendidikan formal. Anak selalu berinteraksi dengan orang tuanya hal ini disebabkan karena secara alami anak pada masa-masa awal kehidupannya berada di tengah-tengah kedua orang tuanya. Dari merekalah anak mulai mengenal pendidikannya. Dasar pandangan hidup, sikap hidup dan keterampilan hidup banyak tertanam semenjak anak berada di tengah kedua orang tua. Inilah kenapa pentingnya pendidikan dalam keluarga.

Pentingnya pendidikan dalam keluarga telah digambarkan oleh Allah Swt. dalam Al Qur,an surah Luqman ayat 16

Artinya: (Luqman berkata): “Hai anakku, Sesungguhnya jika ada (sesuatu perbuatan) seberat biji sawi, dan berada dalam batu atau di langit atau di dalam bumi, niscaya Allah akan mendatangkannya (membalasinya). Sesungguhnya Allah Maha Halus lagi Maha Mengetahui.[2]

Ayat diatas menggambarkan betapa pentingnya pendidikan dalam keluarga karena ia merupakan pondasi awal dari berbagai pendidikan di lingkungan umum. Tersirat juga bagaimana orang tua mendidik anaknya dari kecil hingga dewasa.

Pendidik dalam keluarga adalah orang tua. Dalam mendidik orang tua tidak lepas dari kendala-kendala dan berbagai masalah yang dihadapi terutama dalam mengajarkan akhlak mulia pada anak karena ini menyangkut bagaimana orang tua merubah tingkah laku anak yang salah menjadi baik. kendala dan masalah mendidk ini tidak hanya dialami orang tua dalam mendidik anaknya yang normal secara psikologi dan fisik tetapi pada anak yang tidak normal psikologinya apa lagi apabila anak itu menyandang cacat mental karena anak cacat mental berbeda perilakunya dari anak yang normal, ini disebabkan keterbelakangan mental si anak. Faktor penyebabnya tidak hanya faktor internal yang menyangkut faktor genetika keturunan tetapi juga faktor  eksternal dalam lingkungan tempatnya berinteraksi. Kendala dan masalah menyandang cacat mental inilah yang sedang dihadapi orang tua dalam mengajarkan anaknya akhlak mulia.

Penyandang Cacat Mental ialah seseorang yang menderita kelainan mental/jiwa sehingga orang tersebut tidak bisa mempelajari dan melakukan perbuatan yang umum dilakukan orang lain seusianya atau yang tidak dapat mengikuti perilaku biasa sehingga menjadi hambatan dalam melakukan kegiatan sehari-hari secara layak/wajar.[3]

Definisi diatas menggambarkan bahwa penyandang cacat mental sangat berbeda dari orang normal biasa. Penyandang cacat mental memiliki perilaku yang berbeda dengan orang-orang yang ada di lingkungan sekitarnya, tingkah laku penyandang cacat mental biasanya menunjukan kelainan yang berdasarkan indentifikasi penulis seperti Pembicaraan tidak terarah, tingkah laku bersifat agresif, hilangnya perasaan malu, bicara sendiri atau ngomong sendiri yang tidak terarah, tertawa sendiri, acuh tak acuh, kurang bereaksi, cara berpakaian tidak rapi, suka menyendiri atau termenung, emosinya labil, tingkah laku bersifat aneh, bicara tidak nyambung (tidak komunikatif ), dan daya ingat lemah. Masalah inilah yang sedang dihadapi orang tua mengajarkan akhlak mulia pada anaknya yang cacat mental. Yang kebiasaaan anaknya tersebut berbeda dengan orang normal biasa. Hal inilah menjadi hambatan orang tua dalam mendidik anaknya dalam lingkungan keluarga apalagi anak tersebut tinggal bersama dalam keluarga yang masing-masing individu berbeda karakteristiknya untuk mendidik.

Begitu halnya yang terjadi di kelurahan Kasongan lama Kabupaten Katingan berdasarkan indentifikasi penulis ada sekitar 3 (tiga) orang tua yang bermasalah dalam mengajarkan akhlak mulia pada anak yang keterbelakangan mental yang tinggal bersama di dalam keluarga.

Dari permasalahan diatas, penulis merasa tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “PROBLEMATIKA ORANG TUA MENGAJARKAN AKHLAKUL KARIMAH PADA ANAK CACAT MENTAL DI KELURAHAN KASONGAN LAMA KABUPATEN KATINGAN”.

  1. B. Indentifikasi Masalah

Masalah yang dapat dindentifikasi dalam penelitian ini adalah:

  1. Bagaimana cara orang tua mengajarkan akhlakul karimah pada anak cacat mental di Kelurahan Kasongan lama Kabupaten Katingan.
  2. Bagaimana latar belakang pendidikan orang tua mengajarkan akhlakul karimah pada anak cacat mental di Kelurahan Kasongan lama Kabupaten Katingan.
  3. Bagaimana kemampuan orang tua mengajarkan akhlakul karimah pada anak cacat mental di Kelurahan Kasongan lama Kabupaten Katingan.
  4. Bentuk perhatian apa saja yang diberikan orang tua kepada anaknya anaknya yang cacat mental di Kelurahan Kasongan lama Kabupaten Katingan
  5. Bagaimana komunikasi antara orang tua dan anak cacat mental di Kelurahan Kasongan lama Kabupaten Katingan.
  6. Adakah perubahan sikap pada anak cacat mental setelah orang tua mengajarkannya akhlakul karimah  Kelurahan Kasongan Lama Kabupaten Katingan.
  7. Bagaimana lingkungan tempat tinggal orang tua dan anak cacat mental di Kelurahan Kasongan Lama Kabupaten Katingan.
  8. Faktor-faktor  kendala apa saja yang dihadapi orang tua mengajarkan akhlakul karimah pada anak cacat mental di Kelurahan Kasongan Lama Kabupaten Katingan.
  9. Upaya-upaya apa saja orang tua dalam mengajarkan anaknya akhlak mulia di Kelurahan Kasongan Lama Kabupaten Katingan .

10.  Kapan waktunya orang tua mengajarkan akhlak mulia pada anaknya yang cacat mental di Kelurahan Kasongan Lama Kabupaten Katingan

  1. C. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dalam penilitian ini adalah sebagi berikut:

  1. Bagaimana cara orang tua mengajarkan akhlakul karimah pada anak cacat mental di Kelurahan Kasongan lama Kabupaten Katingan.
  2. Bagaimana latar belakang pendidikan orang tua mengajarkan akhlakul karimah pada anak cacat mental di Kelurahan Kasongan lama Kabupaten Katingan.
  3. Faktor-faktor  kendala apa saja yang dihadapi orang tua mengajarkan akhlakul karimah pada anak cacat mental di Kelurahan Kasongan Lama Kabupaten Katingan.
  4. Upaya-upaya apa saja orang tua dalam mengajarkan anaknya akhlak mulia di Kelurahan Kasongan Lama Kabupaten Katingan.
  5. Bentuk perhatian apa saja yang diberikan orang tua kepada anaknya anaknya yang cacat mental di Kelurahan Kasongan lama Kabupaten Katingan
  6. Kapan waktunya orang tua mengajarkan akhlak mulia pada anaknya yang cacat mental di Kelurahan Kasongan Lama Kabupaten Katingan.
  1. D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini ialah:

  1. Untuk mengetahui problematika orang tua mengajarkan akhlakul karimah pada anak cacat mental di Kelurahan Kasongan lama Kabupaten Katingan.
  2. Untuk mengetahui  latar belakang pendidikan orang tua mengajarkan akhlakul karimah pada anak cacat mental di Kelurahan Kasongan lama Kabupaten Katingan.
  3. Upaya-upaya apa saja orang tua dalam mengajarkan anaknya akhlak mulia di Kelurahan Kasongan Lama Kabupaten Katingan.
  4. Bentuk perhatian apa saja yang diberikan orang tua kepada anaknya anaknya yang cacat mental di Kelurahan Kasongan lama Kabupaten Katingan.
  5. Faktor-faktor  kendala apa saja yang dihadapi orang tua mengajarkan akhlakul karimah pada anak cacat mental di Kelurahan Kasongan Lama Kabupaten Katingan.
  6. Kapan waktunya orang tua mengajarkan akhlak mulia pada anaknya yang cacat mental di Kelurahan Kasongan Lama Kabupaten Katingan.

Sedangkan kegunaan dari penelitian ini adalah:

  1. Untuk menambah wawasan ilmu pengetahuan bagi para orang tua yang mempunyai masalah dalam mengajarkan akhlakul karimah pada anak cacat mental dalam lingkungan keluarga maupun di lingkungan masyarakat di Kelurahan Kasongan lama Kabupaten Katingan.
  2. Menambah wawasan ilmu pengetahuan bagi penulis untuk melatih diri dalam menganalisis masalah yang ada dalam masyarakat terutama yang berkaitan dengan masalah orang tua dalam mengajarkan akhlakul karimah pada anak cacat mental dalam lingkungan keluarga maupun di lingkungan masyarakat di Kelurahan Kasongan lama Kabupaten Katingan.
  3. Hasil penelitian ini nantinya dapat dimanfaat sebagai bahan bacaan dan untuk menambah perbendaharaan perpustakaan STAIN Palangka Raya.
  4. Sebagai bahan informasi bagi peneliti selanjutnya untuk berkeinginan untuk meneliti lebih lanjut.

DAFTAR PUSTAKA

Depertemen agama RI, , Alqur’an dan Terjemahan, PT. Tanjung Mas: Semarang. 1997

http://www.dinsos.pemda-diy.go.id/index.php?option=content&task=view&id=88

Ahmad Sabri, Strategi Belajar Mengajar Micro Teaching, Jakarta: Quantum teacing, 2005.

Abu Ahmadi, dan Munawar Sholeh, Psikologi Perkembangan, Jakarta: Reneka Cipta, 2005.

Abudin Nata, Akhlak Tasawuf, jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2004.

Jalaludin Rahmat, Psikolgi Komunikasi, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2004.

Laksono, Penyembuhan Problematika Kejiwaan, Jawa Timur: Bintang Pelajar, 1999.

Mif Baihaqi, Sunardi, Riksma N. Rinalti A dan Euis Heryati, Psikiatri ( Konsep dan Gangguan-gangguan), Bandung: PT> Refika Aditama, 2005

Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Kalam Mulia, 2002.

UU No. 20 Tahun 2003 pasal 3.

Zahruddin AR dan Hasanuddin Sinaga, Pengantar Studi Akhlak, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2002.

Wasti Soemanto, Psikologi Pendidikan Landasan Kerja Pemipin Pendidikan, Jakarta: PT. Reneka Cipta, 1998.


[1] UU No. 20 Tahun 2003

[2] Depag RI, 1992, hl.  655

[3] http://www.dinsos.pemda-diy.go.id/index.php?option=content&task=view&id=88

Make a Comment

Tinggalkan komentar

Liked it here?
Why not try sites on the blogroll...